
Global Rise TV (Kuningan)-Hari ini Rabu 30 April 2025 ,Bupati Kuningan Dr.H.Dian Rachmat Yanuar.M.Si meresmikan Jalan Baru Tugu Ikan Sampora hingga Simpang Tiga Ancaran.
H.Yusron Kholid Sebagai Warga Daerah sekaligus Cicit Ke-Lima Eyang Hasan Maulani saat di temui global Rise TV menyampaikan Alhamdulillah Bupati Kuningan Dr.H.Dian Rachmat Yanuar.M.Si dalam kafasiitasnya ,sebagai Bupati Kuningan telah meresmikan jalan baru mulai dari tugu Ikan Sampora hingga Simpang tiga Desa Ancaran Kecamatan Kuningan dengan nama Eyang Kyai Hasan Maulani , tentu untuk masyarakat Kuningan sangat menyambut dengan sukacita dan penuh rasa syukur atas langkah mulia Bupati Kuningan mem penghargaan serta penghormatan yang tinggi kepada Eyang Kyai Hasan Maulani sebagai Ulama pejuang pituin Kuningan yang sangat berpengaruh di Tatar Sunda dan Sebagian Wilayah Jawa.
H.Yusro Kholid pemberian nama jalan terbesar dan terpanjang di Kuningan(13,7 KM) merupakan momentum bersejarah bagi masyarakat Kuningan Khususnya , dan bagi Kami segenap keluarga besar Nasab atau Dzuriyyah Eyang Kyai Hasan Maulani yang secara Demografis dan kewilayahan keturunannya banyak tersebar di Daerah Jawa Barat, Jakarta ,Banten, Jawa Tengah serta di luar Jawa.
H.Yusron Sebagai warga Daerah sekaligus Cicit Ke-Lima Eyang Hasan Maulani sungguh bersyukur disertai ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada Bupati Kuningan yang telah menorehkan kearifan spiritual dan sosialnya dalam bingkai Kebangsaan. Secara sosiologis, politik dan teologis,Eyang Kyai Hasan Maulani bukan semata leluhur dzurriyah atau keturunannya, namun sosok ulama pejuang yang oleh sejarawan Belanda di sebut Tiga Georoe Jawa GWJ.Drewes. Drie Javaansche Gieroe’s- Hun Leven Orderricht En Messiasprediking- 1925 sekaligus aset kesejahteraan Bangsa Indonesia.
H.yusron ..Eyang Kyai Hasan Maulani yang hadir di Lengkong Kuningan pada Hari Senin 22 Mei 1782 M dan Wafat dalam status tahanan pemerintah kolonial di pengasingan pada 29 April 1874 adalah sosok ulama besar yang membentengi aqidah ummat ,pendidikan santri ,peneguh thoriqoh Sathoriyah, pengajar ilmu pertanian, ilmu beladiri serta pejuang pergerakan yang sangat berani menolak dan melawan tata aturan pemerintahan kolonial yang nyata nyata merugikan warga pribumi ,atas dasar perlawanan itu ,pada tahun 1841 Eyang Kyai Hasan Maulani dibujuk oleh kolonial dalam sebuah pertemuan rekayasa di Cirebon agar menghentikan segala macam bentuk perlawanan.Namun Eyang Kyai Hasan Maulani tetap menolak hingga akhirnya ditahan selama 3 bulan pada usia 59 tahun , selama di tahan banyak penjenguk dari keluarga maupun Santri dan Ulama Daerah , maka Ruang Kyai Hasan Maulani di pindahkan kebatavia dan di tahan selama 5 bulan disini penjenguk lebih banyak lagi dari para Ulama bagian barat , akhirnya pemerintah kolonial merasa keberatan dan dapat menimbulkan perlawanan fisik , Mska Eyang Kyai Hasan Maulani di buang ke pulau Kaima daerah Ternate selama 100 hari , Kemudian Eyang zkusi Hasan Maulani di penjarakan di kampung Tondano daerah Menado Sulawesi Utara sebagai tahanan Negara hingga akhir hayatnya.
H.Yusron mengapresiasi Bupati.Kuningan yang tidak hanya dalam bentuk pengakuan dan penghargaan atas jada Besar Eyang Kyai Hasan Maulani , Bupati Kuningan telah memuliakan ulama pejuang sebagai Warotsatul anbiya, yang insya Allah bernilai berkah bagi berke-khidmatan pembangunan manusia khususnya di Daerah .H.Yusron atasnama dzurriyah sekaligus warga Daerah sekaligus warga Daerah ketika Bupati Kuningan siap Komitmen untuk membantu memperjuangkan Eyang Kyai Hasan Maulani sebagai Pahlawan Nasional , serta apresiasi kepada Bupati dalam Kapasitasnya mengagendakan program pelestarian Budaya yang diantaranya , siap menjadikan benda benda peninggalan manuskrif serta Saung Petilasan atau Rumah Keramat Eyang Kyai Hasan Maulani yang bernilai sejarah,sebagai situs edukasi kesejarahan sekaligus area wisata religi Daerah.
Nana Kumis