
Global Rise TV (Karawang) -Pendidikan merupakan investasi masa depan bangsa. Namun, realitas di lapangan seringkali menunjukkan kondisi infrastruktur sekolah yang memprihatinkan. Atap bocor, tembok retak, dan fasilitas yang tak memadai menjadi pemandangan lumrah di banyak daerah. Oleh karena itu, langkah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk merevitalisasi sekolah melalui skema swakelola patut kita berikan acungan jempol.Â
Meski demikian di balik cerita dan senyum bahagia yang terpancar, dengan program bantuan pemerintah di SDN Cikampek Utara 2.kecamatan Kotabaru
menyimpan catatan kritis yang patut diwaspadai. Dan terkesan tidak amanah dan tak sesuai prosedur
Sejak awal, program ini dikenal sangat rentan terhadap praktik korupsi. Skema pendanaan yang besar dan minimnya pengawasan di lapangan sering kali membuka celah bagi oknum-oknum pencinta uang Haram
Modus dugaan korupsi yang paling sering terjadi adalah pengurangan spesifikasi (mark-down). Atau sejenisnya misalkan didalam RAB sementinya ditinggikan naik bata 50 cm x sekian , kenyataan pelaksanaan nya tidak dilaksanakan dikarenakan pelaksana pekerjaannya bukan oleh Panitia P2 SP sebagai mana yang tercantum dalam laman dikdasmen.go.id melainkan diberikan kepada fihak ke tiga yang diduga temses Dewan Varrel
Contoh lainnya juga dalam penggunaan semen yang seharusnya yang berstandar SNI diganti dengan merek murahan atau lainnya karena tanpa pengawasan akibatnya kwalitas bangunan atau rehab sekolah dibawah standar mudah rusak dan tidak bertahan lama
Kepala sekolah SDN Cikampek Utara 2,Pupung seharus nya berbuat tegas dan.melaksanakan swakelola tersebut sesuai kan dengan mekanisme nya seperti apa yang telah diberikan wawasan melalui Bimtek di Kemendikdasmen dan hasil rapat bersama Korwil Kotabaru sebelum pencairan yakni pelaksananya adalah P2 SP
Yang lebih parah lagi menurut isu informasi yang dipercaya diduga uang pencairan ratusan juta kepsek SD Pupung telah beralih ke pihak ke tiga ” kalau modelnya seperti itu kan namanya bukan swakelola karena tidak melibatkan P2 SP tidak ada transparasi , bisa jadi uangnya dah berceceran ,mungkin belanja material kali ya dan bagi bagi koordinasi an dan komisian ” ujar nya kepada tim investigasi Global seraya meminta namanya dirahasiahkan
Terbukti laporan yang masuk ke redaksi ada pembagian uang senilai 30 .000 perhari yang dibayarkan sebesar Rp 1000.000- perorang/ bulan kepada Panitia.Pelaksana P2 SP Cikut 2 ada sebanyak 5 orang total 5.000.000 -, menurut kabar tersebut diberikan selama kurang lebih 3 bulan sejak pembongkaran ” entah hitungan uang apa saya ndak paham, ucapnya
Hal ini tentu sangat merugikan. Selain merusak fasilitas yang seharusnya dapat dinikmati masyarakat dalam jangka panjang, praktik korupsi ini juga mengkhianati amanah rakyat. Menghianati amanat Prof Dr Abdul Mu’ti .Jika tidak ada pengawasan ketat, program yang seharusnya membawa harapan dan kemajuan ini bisa jadi hanya menjadi ladang basah bagi para pencinta uang haram Kesenjangan antara anggaran yang besar dan output fisik yang minim menjadi bukti nyata bahwa masalah ini harus segera diatasi.
Pemerintah perlu memperkuat sistem pengawasan, melibatkan masyarakat secara aktif, dan memberikan sanksi tegas kepada siapa pun yang terbukti melakukan penyelewengan.dana
Penegakan hukum kementrian pendidikan Dasar dan menengah akan menindak tegas segala bentuk penyelewengan Dana atau kecurangan dalam program ini ( tim. Investasi Global Rise TV)

