
Global Rise TV (Sukabumi)– Di tengah gembar-gembor program bantuan rumah layak huni, masih ada warga miskin yang justru terabaikan. Ma’mun, warga Kampung Cibeureum RT 07/06, Desa Cirendang, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, menjadi potret nyata ketimpangan dalam penyaluran bantuan sosial di daerah.
Bersama istri dan tiga anaknya, Ma’mun tinggal di rumah yang jauh dari kata layak. Atap bocor, dinding rapuh, dan lantai yang nyaris menyatu dengan tanah menjadi pemandangan sehari-hari. Padahal, program perbaikan rumah bagi warga miskin bukan hal baru di Kabupaten Sukabumi.


“Saya sudah sering ajukan di musyawarah perencanaan, tapi sampai sekarang belum ada bantuan yang turun. Katanya mau dibangun, tapi nyatanya enggak ada realisasi. Padahal saya sangat butuh,” keluh Ma’mun yang sehari-hari berjualan ayam keliling demi menghidupi keluarganya.
Ironisnya, permohonan yang diajukan Ma’mun telah berulang kali disampaikan dalam forum resmi Musrenbang, namun tak satu pun membuahkan hasil. Padahal, Pemerintah Desa Cirendang menyatakan program hunian layak merupakan prioritas pembangunan.
Kondisi ini memantik keprihatinan dari warga sekitar. Yusup, tetangga Ma’mun, mengatakan pemerintah seharusnya lebih jeli dan adil dalam menyalurkan bantuan.

“Ma’mun ini benar-benar butuh dan pantas dibantu. Kalau bukan dia, siapa lagi yang harus dapat rumah layak? Masa harus tunggu roboh dulu baru ditolong?” ujarnya dengan nada kecewa.

Pemerintah desa disebut memiliki peran strategis dalam mendata, memverifikasi, hingga mengusulkan nama penerima bantuan ke tingkat atas. Namun, kasus Ma’mun memperlihatkan adanya kemungkinan kelalaian atau ketidakseriusan dalam pelaksanaannya.

Kini, Ma’mun hanya bisa berharap, agar pemerintah benar-benar membuka mata dan segera merealisasikan bantuan yang selama ini hanya tinggal janji.
Dani Sanjaya Permas