
Global Rise TV
(Pandeglang, Banten)-Tanggal 14 /10/2025
Kondisi SD Negeri Banyu Asih Dua yang terletak di wilayah Kabupaten Pandeglang, Banten, kini menuai keprihatinan. Sekolah dasar negeri yang seharusnya menjadi tempat belajar yang nyaman bagi anak-anak justru tampak kumuh dan kurang terawat. Dinding sekolah mulai memudar, halaman tak tertata, bahkan bendera merah putih di halaman sekolah terlihat sobek dan lusuh.
Seorang guru yang enggan disebutkan namanya mengaku prihatin atas kondisi tersebut. Ia mengatakan bahwa bendera yang baru dibeli menggunakan uang pribadi guru, bukan dari anggaran sekolah.


“Kami beli pakai uang pribadi. Kalau menunggu dari dana sekolah, tidak tahu kapan bisa diganti,” ujar guru tersebut dengan nada kecewa.
Diduga Ada Penyimpangan dana BOS
Kondisi sekolah yang memprihatinkan ini memunculkan dugaan bahwa penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak berjalan sebagaimana mestinya. Padahal, dana BOS seharusnya digunakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, termasuk pemeliharaan fasilitas dan lingkungan sekolah.
Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa tidak ada kegiatan pemeliharaan yang signifikan. Fasilitas sekolah dibiarkan rusak, sementara kebutuhan dasar guru dan siswa sering kali dipenuhi dari kantong pribadi.
“Kami tidak tahu ke mana dana BOS digunakan. Tidak ada transparansi, dan sekolah dibiarkan seperti ini,” tambah sumber lainnya.
Bukan hanya para guru, warga dan orang tua siswa juga mengeluhkan kondisi sekolah tersebut. Mereka berharap pemerintah daerah, terutama Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang, segera turun tangan meninjau langsung ke sekolah.


“Anak-anak kami belajar di ruang kelas yang catnya mengelupas dan plafonnya rusak. Kami minta dinas melihat langsung supaya tahu kondisi sebenarnya,” ujar salah satu orang tua murid
Tokoh pendidikan di Pandeglang menilai bahwa persoalan ini terjadi karena kurangnya pengawasan dalam pengelolaan dana BOS di tingkat sekolah. Ia menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas agar dana pendidikan benar-benar sampai ke sasaran.
“Sekolah harus terbuka dalam penggunaan dana BOS. Kalau dibiarkan, yang dirugikan adalah anak-anak dan kualitas pendidikan kita,” tegasnya.
Kisah di SD Negeri Banyu Asih Dua menjadi pengingat bahwa masih banyak sekolah di pelosok daerah yang butuh perhatian serius dari pemerintah. Guru tetap berjuang mengajar dengan segala keterbatasan, sementara fasilitas sekolah makin memprihatinkan.
Masyarakat berharap pihak terkait segera melakukan audit dan pembenahan agar dana pendidikan benar-benar digunakan sesuai peruntukannya. Karena bagi para guru, meski bendera di halaman sekolah robek, semangat mereka untuk mendidik generasi bangsa tetap berkibar.
Laporan:Eman Suherman

