
Global Rise TV (Sukabumi) – Derita warga Kampung Pamungguan, Desa Mekar Mukti, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, seolah tak berujung. Harapan akan jalan yang layak untuk dilewati pupus sudah setelah bertahun-tahun berlalu tanpa ada upaya nyata dari pemerintah desa untuk mengaspal akses vital yang menjadi urat nadi perekonomian masyarakat.

Ironisnya, jalan yang seharusnya menjadi prioritas utama pembangunan ini justru tampak seperti dilupakan. Lubang menganga, jalanan berbatu, dan genangan air saat hujan menjadikan akses ini lebih mirip jalur off-road ketimbang jalan desa di era pembangunan. Hingga Senin (14/04/2025), tak ada tanda-tanda akan dimulainya proses pengaspalan. Warga pun tak bisa lagi menahan kekesalan.
Adi, warga setempat yang dikenal dengan sapaan Odong, meluapkan kemarahannya atas kondisi yang tak kunjung berubah. “Kami lelah. Jalan ini sudah bertahun-tahun dibiarkan begini. Setiap Musyawarah Dusun (Musdus), Musrenbang, kami suarakan, kami minta, tapi tidak pernah ada realisasi. Kami bertanya-tanya, ke mana larinya anggaran Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD)? Apakah jalan ini memang sengaja diabaikan?” ungkap Adi dengan nada kesal.
Kekecewaan warga kian memuncak karena mereka merasa aspirasi mereka terus-menerus diabaikan. Apalagi, menurut Adi, hingga kini belum terlihat upaya konkret dari lintas sektoral atau instansi terkait untuk mengintervensi perbaikan infrastruktur yang rusak parah ini.

“Jalan ini bukan sekadar akses penghubung, tapi jantung pergerakan ekonomi kami. Hasil pertanian, kebutuhan logistik, bahkan akses darurat kesehatan semuanya tergantung pada jalan ini. Tapi nyatanya, kami hanya dijanjikan dari tahun ke tahun,” lanjutnya.
Warga kini berharap bukan sekadar janji yang kembali mereka dengar. Mereka menuntut transparansi anggaran dan prioritas pembangunan yang adil. Jika terus diabaikan, bukan tidak mungkin warga akan melakukan aksi yang lebih besar demi menggugah perhatian para pemangku kebijakan.

“Kami bukan minta jalan tol, kami hanya minta jalan desa yang layak. Masa segitu saja tidak mampu direalisasikan? Jangan tunggu rakyat bergerak lebih jauh,” pungkas Adi.
Adi.

