
Global Rise TV (Karawang) — Dianggap tidak bisa realisasi dan alokasikan anggaran untuk pembangunan Jalan Inspeksi Usaha Tani (JIUT) juga penanganan hama tikus, Petani di Karawang sentil Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.
Dilansir Beritaayudha.id. Pemerintah sudah menyiapkan anggaran hingga 10 milyar di tahun 2024.
Namun serapan anggaran hanya terserap 5,5 milyar, hal itu masyarakat anggap Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan tidak mampu menyerap dan merealisasikan nya.
Masyarakat menganggap, sayang anggaran tersebut cukup besar, tapi belum maksimal dalam mengimplementasikan nya.
Dan dianggap tidak pro masyarakat, padahal sudah jelas pemerintah pusat menegaskan bahwa Pertanian menjadi skala prioritas anggaran demi tercapainya Indonesia Emas 2045.
Ketua kelompok tani Pelita Karya II Desa Panyingkiran Kecamatan Rawamerta, H. Usep Suherman mengaku akar permasalahan utamanya adalah saat ini, petani tengah merasa merugi.
Kerugian itu bukan persoalan ketersediaan sarana penunjang pertanian seperti Jalan Inspeksi Usaha Tani, melainkan hama tikus.
Diketahui saat ini, hama tikus merajalela sehingga timbulkan kerugian yang sangat luar biasa bagi para petani.
“Saya harap dinas pertanian bisa secepatnya memberikan solusi agar persoalan hama tikus bisa secepatnya tertangani, ” ujar Usep.
Usep pun membeberkan, kerugian petani sudah nampak dari awal bertani karena sekurang-kurangnya petani merogoh uang modal sebesar Rp. 15 Juta rupiah.
“Dan anggaran pertama menyawah itu di bebankan juga untuk beli insektisida, pupuk dan sarana cegah hama, ” ujar Usep.
“Dan kami pun berharap, sarana mengantisipasi hama bisa mendapatkan subsidi dari pemerintah, agar petani tidak terbebani biaya untuk antisipasi hama juga, ” harapnya.
Saat ini, sambung Usep hama tikus cukup membuat kesal para petani.
Bahkan, sambung Usep sebelumnya pernah melakukan Kala Gumarang atau berburu tikus yang di lakukan oleh para petani.
“Dan nyaris ratusan yang kita buru tikus-tikus hama itu, ” katanya.
Usep berharap, secepatnya dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Karawang bisa mencari solusi nyata agar petani tidak di rugikan oleh hama tikus.
“Biasanya panen kami per hektar bisa dapat satu ton, sekarang mah, udah dapat tiga kuintal saja beruntung karena memang hama tikus cukup merugikan kami, ” pungkasnya.