
Global Rise TV (Sukabumi) – Ratusan orang tua siswa di SDN 1 Samelang, Desa Mekar Mukti, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, mendatangi sekolah pada pekan pertama Januari 2025. Mereka mempertanyakan transparansi pengelolaan dan pencairan dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang menjadi hak anak-anak mereka.
Kedatangan mereka dipicu oleh dugaan bahwa buku rekening siswa penerima manfaat PIP tidak diserahkan sebagaimana mestinya.
Dana yang seharusnya diterima langsung oleh orang tua siswa sejak tahun 2018 diduga masih disimpan pihak sekolah. Para orang tua meminta kejelasan terkait pencairan anggaran tersebut, terlebih setelah beberapa dari mereka baru menerima buku rekening dan dana itu setelah melakukan protes secara langsung.
“Saya mendengar dari tetangga bahwa di sekolah ini ada dana PIP yang belum dibagikan. Ketika saya datang, ternyata benar, buku rekening disimpan di sekolah,” ungkap Kusnadi, salah satu wali murid.
Kusnadi juga mengungkapkan bahwa anaknya seharusnya menerima dana tersebut setiap tahun, tetapi hanya menerima pencairan dua kali, yaitu pada 2023 dan 2024.
“Yang tahun-tahun sebelumnya tidak saya dapatkan. Pihak sekolah berdalih uang aspirasi dari dewan dipotong setengah, lalu diganti setengahnya oleh mereka,” tambahnya.
Menurut Sobariah, wali kelas 5 SDN 1 Samelang, pencairan dana bantuan dilakukan dalam tiga tahap. Dari total 144 siswa penerima manfaat, sebanyak 53 siswa menerima bantuan pada tahap pertama, disusul 76 siswa pada tahap kedua, sementara 15 siswa lainnya belum menerima dana hingga saat ini.
Namun, penjelasan tersebut dianggap tidak memadai oleh para orang tua siswa. Mereka meminta pihak sekolah untuk menjelaskan secara rinci alasan keterlambatan dan ketidaksesuaian jumlah dana yang diterima.
“Harapan saya, pihak sekolah wajib menyalurkan bantuan pemerintah sesuai dengan aturan. Jangan ada yang disembunyikan,” tegas Kusnadi.
Di tempat yang sama Ketua Komite SDN 1 Samelang, dalam keterangannya, menegaskan bahwa pihaknya tidak mengetahui adanya pemotongan dana. “Kalau memang ada yang dirugikan atau ditemukan bukti pemotongan, itu di luar tanggung jawab kami.dan Kami siap apa bila ada pemotongan yang saya tau kami siap mempertanggungjawabkan jika ada bukti yang valid,” ujarnya.
Mustopa acon