Global Rise TV (Bangka )-Hut-RI ke, (79) di tahun 2024, Meriahkan bersamaan dengan Tradisi sembahyang Rebut bertepatan dengan peringatan hari Chit, Ngiat Pan, dalam kelender China, Atau dikenal dengan sembahyang Rebut dalam tradisi, Thionghoa kegiatan untuk menghormati, arwah leluhur sembahyang Rebut atau Chit, Ngiat Pan, ini bagian dari Budaya, dan Tradisi yang selalu di lestarikan, oleh etnis Thionghoa di acara ini bersifat keberagamaan dan di minati usus masyarakat kabupaten Bangka Minggu Malam Senin (19/08/2024).
“Sembahyang Rebut Bagian dari Budaya Menumbuhkan Rasa kebersamaan Kelenteng Bhakti kampung parit (4) Kuday RT.(03) kabupaten Bangka biasa setiap tahun, bulan tujuh tanggal lima belas kita mengadakan sembahyang rebut, yang hadir masyarakat sekitar sini, dan luar kota Masyarakatnya campur baur ada yang muslim, Kita di pulau Bangka ini bagus pembaurannya dengan Masyarakat”, Ungkap Herman Candra, selaku ketua yayasan kelenteng Bhakti Kuday Sungailiat,
Makna dari sembahyang rebut, ini sembahyang Arwah, menurut tradisi China itu dari bulan tujuh tanggal satu itu, pintu neraka itu dibuka, jadi arwah-arwah yang di dalam neraka dari (1) sampai (10) dan lebih itu ada yang menjalani hukuman setelah meninggal, mulai tanggal (1) tadi diberi kebebasan, pada tanggal (15) harus pulang kembali ke neraka untuk menjalani hukuman,
jadi puncaknya hari ini, setelah hari ini setelah disajikan sesaji berupa hasil pangan, karena ini sembahyang Arwah, jadi biasanya semuanya berpartisipas”,Ucap Candra,
“Ini dewa hantu yang menjaga neraka jadi pada hari ini harus berkumpul disini, setelah malam ini selesai arwah-arwah tidak boleh lagi bergentayangan, Ini bahasa kitanya Ngian, Lo Bong, dewa hantu, kita sebagai penerus regenerasi, setiap satu tahun atau tiga tahun, yang di, gantung itu untuk arwah-arwah, puncak acara jam (12) malam setelah ada persetujuan Thaipak atau orang pintar”, Ungkap Candra, Ini sembahyang chit, ngiat pan, Pungkasnya (Imron).