Masyarakat desa cihaur geram dengan adanya tambang emas:petani kalangkabut

Global Rise TV (Sukabumi) -Puluhan hektare sawah di Desa Cihaur, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, tertimbun lumpur diduga akibat aktivitas tambang emas di wilayah perbukitan. Warga dan petani setempat kini menuntut perusahaan tambang angkat kaki dari daerah mereka.
Berdasarkan pantauan udara, sekitar 50 hektare sawah berubah menjadi kolam lumpur. Air keruh menggenangi petakan sawah yang biasanya hijau subur. Aliran lumpur disebut berasal dari sungai kecil yang kini menjadi jalur utama limpasan tanah dari atas bukit.

Derasnya air berlumpur sempat direkam warga dan viral di media sosial. Dalam video tersebut, tampak lumpur menerjang area pertanian dan mengancam permukiman warga.

Salah satu petani, Solehudin, mengaku geram dengan kondisi tersebut. Ia menilai kehadiran tambang lebih banyak membawa kerugian ketimbang manfaat.
“Kami enggak butuh ganti rugi. Yang kami mau itu kejelasan dan manfaat nyata, bukan janji-janji. Kalau terus begini, lebih baik tutup saja tambangnya,” tegas Solehudin, Minggu (6/4/2025).

Ia menyebut, sejak awal operasional tambang, perusahaan tidak pernah melakukan sosialisasi kepada warga.

“Tiba-tiba alat berat masuk, tanah digali, sungai rusak, sawah kami tertimbun lumpur. Enggak ada komunikasi sama sekali,” ujarnya.

Keluhan serupa datang dari Dahlan, petani lain yang mengaku gagal panen karena sawahnya rusak parah.
“Padahal tinggal panen, tapi lumpur turun dari bukit, sawah saya hancur. Perusahaan pun tak muncul, apalagi bertanggung jawab,” keluhnya.

Menurut Dahlan, aliran sungai yang sebelumnya bersih kini selalu membawa lumpur saat hujan. Dampaknya, lebih dari 30 hektare sawah rusak berat.
“Dulu air jernih, irigasi lancar. Sekarang tiap hujan datang, lumpur ikut turun. Tapi dari pihak tambang enggak pernah ada musyawarah atau klarifikasi ke warga,” ujarnya kesal.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak perusahaan tambang terkait desakan warga dan kerusakan lahan pertanian tersebut.

Mustopa acon

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

[td_block_social_counter facebook="tagdiv" twitter="tagdivofficial" youtube="tagdiv" style="style8 td-social-boxed td-social-font-icons" tdc_css="eyJhbGwiOnsibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6IjM4IiwiZGlzcGxheSI6IiJ9LCJwb3J0cmFpdCI6eyJtYXJnaW4tYm90dG9tIjoiMzAiLCJkaXNwbGF5IjoiIn0sInBvcnRyYWl0X21heF93aWR0aCI6MTAxOCwicG9ydHJhaXRfbWluX3dpZHRoIjo3Njh9" custom_title="Stay Connected" block_template_id="td_block_template_8" f_header_font_family="712" f_header_font_transform="uppercase" f_header_font_weight="500" f_header_font_size="17" border_color="#dd3333"]
- Advertisement -spot_img

Latest Articles