
Global Rise TV (Lebak) -Program Indonesia Pintar (PIP) adalah bantuan tunai dari pemerintah untuk membantu biaya pendidikan anak usia 6-21 tahun yang berasal dari keluarga miskin atau rentan miskin: Meningkatkan akses pendidikan, Mencegah putus sekolah,
PIP diberikan melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP). Penerima PIP dapat menggunakan dana bantuan untuk: Membeli buku, Membeli seragam, Membeli perlengkapan sekolah.
Tapi sayang masih ada pihak sekolah yang diduga kurang transparan dalam penyalurannya dengan menahan buku tabungan siswa,dengan alasan sepenuhnya permintaan orangtua siswa.
Kalau memang kemauan orangtua siswa, lantas kenapa justru sebaliknya orangtua siswa mengeluhkan dengan ditahannya buku tabungan/ATM oleh pihak sekolah.
Seperti yang dikeluhkan orangtua siswa smp 6 malingping,kecamatan malingping, kabupaten lebak banten.
menurut pengakuan orang tua siswa” Enggan disebutkan nama”semenjak anaknya masuk sekolah smp 6 malingping dari kelas 1 sampai kelas 2.mendapatkan program PIP dan sekarang sudah kelas 3 , tidak mendapatkanya lagi.
bahkan, dari pertama anaknya mendapatkan PIP orang tua atau siswa tidak memegang buku/ATM,
Hal ini diduga pihak sekolah smpn 6 malingping menahan buku tabungan milik siswa.senin 23/12/2024
Padahal sudah jelas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbudristek) melarang sekolah menahan buku dan ATM peserta didik Program Indonesia Pintar (PIP).
Dana PIP merupakan hak siswa, sehingga sekolah tidak diperbolehkan menahannya.
PIP adalah program bantuan pendidikan yang diberikan pemerintah untuk mendukung akses pendidikan anak-anak dari keluarga kurang mampu. Program ini dikelola oleh Kemendikbud, sedangkan pengusulannya dilakukan oleh pihak sekolah.
Untuk mendapatkan dana PIP, siswa yang sudah dinyatakan sebagai penerima bantuan perlu segera mengaktifkan rekening Simpel di bank. Jika tidak, dana bantuan yang dialokasikan bisa hangus dan tidak dapat dicairkan di masa mendatang.
Eri dana priatna selaku wakasek kurikulum smpn 6 malingping menjelaskan kepada awak media saat dikonfirmasi via whatsapp “Sebetulnya pihak sekolah tidak pernah menahan buku tabungan PIP siswa. Adapun buku tabungan PIP yang ada di sekolah itu sepenuhnya atas permintaan orangtua siswa karena dengan alasan katanya apabila buku tabungan tersebut di pegang oleh orangtua siswa, khawatir hilang katanya kang .. Kepada awak media.
Lanjut eri” Itu kemungkinan dikarenakan orangtua atas nama siswa tersebut belum pernah mendapatkan dana PIP kang, sebab proses pemasukan siswa yg mendapatkan dana PIP tersebut sepenuhnya kewenangan pusat dan sekolah tidak mempunyai kewenangan terhadap hal tersebut. Sekolah hanya bisa mengajukan saja data siswa ke pusat kemudian data yg diajukan oleh sekolah di proses oleh pusat.
Eri menambahkan” Sebab setiap kali pencairan PIP informasinya selalu lengkap kita sebarkan kepada orangtua/Wali siswa.
Mengenai informasi dari kelas 1 dan 2 cair PIP nya kemudian dikelas 3 tidak cair lagi itu mungkin dikarenakan dana yg sudah diterima oleh siswa yg bersangkutan sudah pas sesuai anggaran jatah per siswa. Dan kalaupun jatah anggarannya belum sesuai itu suka ada pada tahap kelas akhir (menjelang kelulusan kelas 3).
Malahan sesuai surat edaran dari pusat terkait penyaluran PIP tahap sekarang, alhamdulillah SMPN 6 Malingping ada jatah PIP untuk siswa sebanyak 36 siswa yg terdiri dari :
SK PEMBERIAN :
- Tahap 302 : 8 siswa
- Tahap 305 : 13 siswa
SK NOMINASI : - Tahap 71 dan 74 : 15 siswa
JUMLAH : 36 siswa
Semuanya itu sudah dilakukan proses pencairan melalui Bank Penyalur PIP (Bank BRI) oleh orangtua/Wali siswa .
Asep paturohman selaku operator smpn 6 malingping ketika di konfirmasi via whatsap, mengatakan” Waalaikumsalam bapak, mohon izin. Untuk masalah PIP saya kurang bisa menjelaskan bapak ( kepada awak media)dikarenakan memang ada guru yg diberikan tugas tambahan untuk membantu merilis/membantu memberikan pemahaman dan menyediakan persyaratan pencarian di bank.
Untuk perihal PIP dengan tidak mengurangi rasa hormat silahkan hubungi bapak Eri Dana Priatna saja bapak, takut dengan kurang nya pemahaman saya juga nanti saya salah menjelaskan. Tandasnya.
MRed/Asep gunawan