
Global Rise TV (Bangka Tengah)-Impian yang Hancur Ketidakadilan Pemerintah dalam Gagalnya Hilirisasi Kecewa dan Sedih, Masyarakat Bangka Belitung Menunggu Janji yang Tidak Terealisasi
Sangat besar harapan masyarakat kep Babel akan berdiri nya pabrik pelebur timah terbesar di Indonesia ketika pemerintah dan pengusaha berjanji akan membangun pabrik peleburan timah terbesar seluruh Indonesia masyarakat sangat berharap bahwa proyek ini akan membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Namun, masyarakat merasa kecewa dan sedih. Sampai detik ini belom ada tanda tanda pembangunan yang di nantikan oleh masyarakat Pabrik peleburan timah yang dijanjikan tidak pernah dibangun. Kami masih menunggu, tapi tidak ada kabar baik.
Masyarakat kep babel merasa dikhianati sumber terbesar di Indonesia hasil bumi berupa timah tapi tidak ada penilaian pemerintah terhadap daerah ini dengan membangun masa depan melalui hilirisasi menjadi kan kep babel yang mandiri berkembang maju apabila pemerintah mendirikan pabrik terbesar Indonesia di kep babel. Menunjukkan keseriusan pemerintah dan pengusaha benar benar peduli dengan nasib provinsi Kami hanya ingin yang terbaik untuk daerah kami, tapi sepertinya itu tidak pernah menjadi prioritas bagi mereka.
Masyarakat tidak tahu berapa lama harus menunggu. Apakah ini hanya sekedar ucapan politik yang sering di kampanye para kandidat untuk mencari suara disaat ada kepentingan pribadi dan menjadi kan babel tumbal semua ini hanya impian kosong hilirisasi di kep babel masih banyak masyarakat hidup dalam kekurangan dan kemiskinan bisa merubah semua ini. Masyarakat tidak akan pernah menyerah. Dan akan terus berjuang untuk hak kami, untuk masa depan kami.
Kami berharap bahwa pemerintah dan pengusaha akan memperhatikan nasib kami. Kami berharap bahwa mereka akan memenuhi janji-janji mereka. Kami berharap bahwa mereka akan membantu kami membangun masa depan yang lebih baik.
Tapi sampai saat ini, kami hanya merasa kecewa dan sedih. Kami hanya merasa bahwa kami tidak pernah menjadi prioritas bagi mereka.
Editor : Mega Lestari