
Global Rise TV (Lebak)- Minggu 15/12 /2024. Miris diduga pungli bansos BPNT (bantuan pangan non tunai) oleh oknum RT Di kampung Citeureup desa Rahong kecamatan Malingping kabupaten Lebak provinsi Banten. bahwa diduga kuat, telah Terjadi pungutan/pungli. Sebesar Rp.100.000, per 1 KPM nya, dengan dalih untuk biaya pengajian di mesjid.
“Warga kampung Citeureup menerangkan, potongan nya biasanya Rp.50.000, tapi yang sekarang keluar justru di potong Rp.100.000/KPM alasan nya untuk pengajian desa, Dan yang di pungut itu semua KPM yang dapat bansos, yang jelas punya mertua saya juga di potong Rp 100.000, atas nama Bariah dan atas nama Yuni di potong juga, pokonya semua aja yang dapat bansos dan yang motong nya Rt Apol. Ungkap,” warga inisial (J) kepada awak media.
Pada saat di konfirmasi via pesan WhatsApp, kades desa Rahong menjelaskan, kalo memang Rt saya ada yang motong 100 ribu hari ini juga saya pecat, adapun lebih masyarakat ngasih ke Rt itu tanpa sepengetahuan saya,dan harus ada narasumber khawatir ada Rt nakal, jangan hanya mengada-ngada karena selama ini masyarakat saya kondusif dan udah saya tegaskan kepada Rt jangan memotong kecuali dikasih sama masyarakat, kalo ketahuan ada yang memotong saya langsung pecat “tegas bedi.
“Desa tidak memerintahkan kepada Rt untuk memungut kecuali dikasih sealakadarnya itu silahkan,akang bisa buktikan nggak soalnya Rt tidak ada yang mengaku, saya pengen bukti. Nggak usah bikin masalah kalo tidak ada bukti yang reel,,saya sudah mengumpulkan para Rt nih…!!
Ya maksudnya aduan nya itu dari siapa dari warga Rt berapa?? Jadi saya bisa menegur dan menentukan Rt, nah kalo itu masalah buat pengajian 1 tahun masyarakat untuk sodakoh buat penutupan pengajian, kalo memang tidak mau sodakoh untuk pengajian kami kami selaku ketua pengajian tidak memaksakan,, bilang sama narasumber nya. “demi kebaikan masyarakat dan kemajuan ke agamaan mangga kalo masyarakat tidak mau ngasih buat sodakoh saya tidak memaksa.
Akang orang mana?? Saya akan cek nomor ini dan lokasinya, kalo jadi wartawan itu harus akurat nanti kamu kena kode etik, iya kalo hanya sebatas mendengar dan katanya mh jangan dulu langsung mengintimidasi KA, menanyakan harus dengan bukti KA, Ujar,” kades (Ubed Jubaedi).
Saya selaku wartawan merasa tidak senang dengan perkataan-perkataan yand di lontarkan kepada saya via pesan chat WhatsApp oleh oknum kades tersebut yang mengatakan (Mengintimidasi) karena di isi chat saya tidak ada kata intimidasi, saya hanya menanyakan terkait adanya aduan dari pada warga, karena itu sudah tupoksi saya sebagai jurnalis untuk mempertanyakan Dan konfirmasi.Tukas,” (dd)
Deny afrianto