
Bangka, Sabtu (29/11/2025)
Ketegangan di kawasan tambang Kepala Burung kembali memuncak. Seorang pelimbang timah asal Desa Bukit Layang, Rohit alias Jodi (20)—yang juga seorang mahasiswa—diduga menjadi korban pemukulan dan pengeroyokan oleh beberapa oknum loreng yang bertugas sebagai pengamanan CV. Tri Mitra Resource (TMR).
Peristiwa terjadi pada Jumat (28/11/2025) di blok kerja 54, saat korban bersama rekan-rekannya sedang melakukan aktivitas pelimbangan timah secara mandiri. Akibat pengeroyokan itu, korban mengalami luka lebam cukup parah pada bagian wajah.
🗣️ Warga: “Oknum Loreng Sudah Beraksi Sejak Kemarin!”
Seorang warga yang menghubungi awak media mengatakan bahwa tindakan brutal ini bukan kejadian pertama.
“Sejak kemarin mereka datang ke blok warga, menarik paksa produksi timah kami tanpa membayar. Hari ini malah anak kami dipukul sampai lebam,” ujar perwakilan warga.
Menurutnya, kehadiran oknum loreng yang diduga mengamankan CV. TMR membuat aktivitas masyarakat semakin tertekan. Warga menilai situasi ini mengarah pada pengerahan kekuatan berlebihan yang tidak semestinya terjadi di wilayah kerja rakyat.

🏥 Korban Dilarikan ke RSUD Depati Barin
Setelah dikeroyok, Rohit langsung dibawa ke RSUD Depati Barin Sungailiat untuk mendapat perawatan medis dan menjalani visum. Kondisinya kini sudah kembali ke rumah, namun mengalami trauma berat.
Orang tua korban menyatakan:
“Kami meminta oknum-oknum yang memukul anak kami segera diproses. Jangan sampai hanya karena mereka pakai loreng, hukum tidak berlaku.”
⚠️ Konflik Semakin Panas: Dari Perusakan Alat Warga Hingga Diduga Pengeroyokan
Kepala Burung sudah lama menjadi titik panas. Sebelumnya, publik mengecam tindakan perusakan alat tambang milik masyarakat yang diduga dilakukan pihak CV. TMR. Kini, dugaan keterlibatan oknum loreng dalam aksi kekerasan semakin memperburuk situasi.
Warga menilai CV. TMR telah memonopoli wilayah kerja dan bertindak arogan dengan perlindungan oknum berseragam.
📣 Desakan Warga: Cabut Izin CV. TMR & Usut Oknum Loreng!
Warga mendesak PT. Timah Tbk untuk segera mencabut SPK CV. TMR, sebagai bentuk tanggung jawab pemilik IUP atas konflik yang terjadi.
“Kami minta bupati dan Forkopimda turun tangan. CV. TMR terlalu arogan, oknum loreng bertindak sewenang-wenang. Cabut izinnya dan usut oknum yang terlibat sampai tuntas!” tegas masyarakat.
Seruan warga jelas: tidak boleh ada pembiaran. Jika dibiarkan, konflik fisik dikhawatirkan semakin meluas.
🕵️♀️ Upaya Konfirmasi Masih Berlanjut
Awak media masih berusaha menghubungi:
- Manajemen CV. TMR
- PT. Timah Tbk
- Pihak TNI
untuk meminta penjelasan resmi terkait dugaan pengeroyokan tersebut.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan dari pihak-pihak terkait.
✍️ GlobalRiseTV
Mega Lestari

