
Global Rise TV (Pandeglang) -Perangkat Desa Leuwibalang diduga tidak ada yang mengantor di saat jam kerja, itu pakta pas saat tim media kontroling ke setiap desa. Tim kami menemukan hanya satu desa yang tutup di hari kerja yaitu Desa Leuwibalang, Kecamatan Cikeusik,Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Banyak warga masyarakat berharap kedepan Desa Leuwibalang bisa normal kembali berkantor untuk menjalani aktifitas seperti biasanya agar pelayanan terhadap masyarakat tetap lancar tidak seperti sekarang ini, jelas banyak warga, Minggu (13/4/2025).

Salah satu pegawai desa yang enggan di sebutkan nama nya saat di temui tim media menjelaskan,” Kami di hari kamis kemarin serentak tidak masuk kantor ,di karenakan gaji kami yang sekian bulan belum kunjung di bayarkan ,jadi percuma kami masuk jikalau kerja kami yang sekian bulan honornya tidak di realisasikan oleh dinas pemerintahan desa dari kabupaten tersebut dan ini pun bukan terjadi di desa kami aja, ini di seluruh Kabupaten Pandeglang. Yang saya herankan di kabupaten lain tidak seperti di Kabupaten pPndeglang, di kabupaten lain mah semuanya juga belum pernah tertunda tunda untuk pembayaran gaji, cuma di Kabupaten Pandeglang saja gaji prades tidak di realisasikan dan kejadian begini sering sekali di setiap tahun nya”, ucap pegawai desa dengan wajah ketus raut wajahnya.
Sementara di tempat terpisah juga ada salah satu perangkat desa yang mengutarakan kekesalannya. Diapun sama tidak mau di sebutkan namanya, “Saya masuk kerja di pemerintahan desa ini dari tahun 2012 baru mengalami di era pemerintahan Hj. Irna Narulita saja yang amat sulit untuk pembayaran gaji kami dari tahun 2024 sampai saat ini belum keterima oleh kami. Kami berharap pemerintahan yang baru Ibu Dewi dan Bapak Iing bisa segera merealisasikan hak-hak kami yang sampai saat ini kami belum menerima nya”.

Hal tersebut disampaikan pula oleh Tokoh Masyarakat dirinya mengutarakan berharap kepada Ibu Dewi agar segera melirik ke desa kami yang sudah puluhan tahun ini belum pernah tersentuh yang namanya pembangunan jalan, seperti di tempat lain itu. Sebetulnya jalan ini korban politik yang tadinya poros kabupaten dan akhirnya saat ini menjadi poros desa, kami tidak peduli itu mau poros desa mau poros kabupaten yang penting jalan kami ini di segerakan untuk bisa dibangun”, tutupnya Tokoh Masyarakat.
(Yusril Mahendra)