
Global Rise TV (Sukabumi)-14 April 2025 Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, pada Minggu malam, 13 April 2025 pukul 21.30 WIB, menyebabkan banjir besar yang berdampak serius terhadap infrastruktur di kawasan tersebut. Akibat meluapnya aliran sungai, tiga jembatan penghubung antarwilayah mengalami kerusakan parah hingga tidak dapat digunakan, memutus akses transportasi warga serta mengganggu aktivitas ekonomi dan sosial di sekitarnya.

Ketiga jembatan yang terdampak merupakan jalur vital yang selama ini menjadi penghubung utama antar desa dan kecamatan. Berikut rincian kondisi masing-masing jembatan pasca-kejadian:
- Jembatan Cidadap – Kampung Bojongkopo, Desa Loji
Jembatan ini merupakan jalur alternatif penting yang menghubungkan Ruas Jalan Nasional Bagbagan–Kiara Dua. Sebelumnya, jembatan utama telah ditutup karena rusak, dan jembatan alternatif ini menjadi tumpuan utama warga. Namun, akibat banjir besar, jembatan alternatif tersebut ambruk kembali. Dalam kondisi darurat, jembatan utama kembali dibuka secara terbatas hanya untuk kendaraan roda dua dan roda empat dengan sistem satu arah. Pembatasan tinggi kendaraan maksimal 2,1 meter diberlakukan untuk menghindari risiko tambahan.
- Jembatan Naringgul – Kampung Naringgul RT 09 RW 08, Desa Loji
Jembatan Naringgul sebelumnya terputus pada 6 Maret 2025 dan sedang dalam tahap pembangunan jalur alternatif sejak 11 April 2025. Namun, derasnya arus banjir kembali menggagalkan proyek tersebut. Jembatan sepanjang 5 meter dan lebar 2,5 meter ini kini tidak dapat dilalui sama sekali, baik oleh pejalan kaki maupun kendaraan roda dua. Kondisi ini menyebabkan isolasi total bagi warga di sekitar Kampung Naringgul.
- Jembatan Cibubuay – Kampung Bojongsari RT 012 RW 03, Desa Mekarasih
Jembatan yang menghubungkan wilayah Desa Mekarasih dengan Warungkiara mengalami kerusakan akibat pengikisan tanah yang terjadi secara intens selama hujan lebat. Dengan panjang 9 meter dan lebar 3 meter, jembatan ini kini hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua dengan risiko tinggi, mengingat struktur jembatan masih sangat rentan dan berpotensi ambruk sewaktu-waktu.
Dari hasil peninjauan lapangan, diperkirakan sekitar 70% struktur ketiga jembatan mengalami kerusakan total. Meski begitu, beruntung tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam insiden ini. Fasilitas umum seperti tempat ibadah, sekolah, serta lahan pertanian dilaporkan tidak terdampak langsung oleh banjir.

Pemerintah setempat bergerak cepat. Tim gabungan yang terdiri dari P2BK Kecamatan Simpenan, perangkat desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Satpol PP telah turun ke lokasi untuk melakukan pendataan, evakuasi darurat, serta menyampaikan himbauan kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, mengingat intensitas hujan masih tinggi dalam beberapa hari ke depan.

Saat ini, kebutuhan paling mendesak adalah pembangunan jembatan darurat guna memulihkan aksesibilitas warga, khususnya untuk keperluan logistik, pendidikan, dan layanan kesehatan. Selain itu, diperlukan kajian menyeluruh mengenai kerugian materiil dan rencana jangka panjang untuk pembangunan kembali infrastruktur yang rusak dengan standar ketahanan bencana yang lebih baik.
Pemerintah Kabupaten Sukabumi diharapkan segera menetapkan status tanggap darurat agar bantuan logistik, peralatan teknis, dan dukungan anggaran dapat segera disalurkan demi mempercepat pemulihan wilayah terdampak.
Dani Sanjaya Permas