
Global Rise t)TV (Pandeglang) –
Warga kampung Situhiang Rt 03 Rw 02 dan Warga kampung Leuwibuled Rt 04 Rw 02.l kompak adakan kegiatan rutinitas kerja bakti atau yang di sebut gotong royong. Kegiatan ini walaupun sudah di jaman digital masyarakat selalu mengembangkan kegiatan yang ada dari jaman dahulu kala. Giat gotong royong di desa leuwi balang ini di mulai dari tanggal 06-04-2025 dan kegiatan perawatan jalan poros desa yang dulunya ini adalah poros kabupaten dan akhirnya akibat korban politik jalan ini di kembalikan ke poros desa ini paktanya, Minggu :13-04-2025.

tokoh masyarakat H Dulhani yang usia nya sudah mencapai kurang lebih 80 tahunan ikut serta giatkan gotong royong saat di temui awak media ia ucapkan, alham dulilah di usia yang sudah cukup tua sekali saya masih di beri kesehatan dan masih di beri tenaga walaupun tidak semaksimal seperti dulu namun saya sangat merasa senang dan bahagianya masih bisa ikut melaksanakan kegiatan gotong royong, giat gotong royong ini dari jaman dahulu juga sudah di adakan dan saya sarankan kepada adik adik saya dan generasi penerus budaya ini jangan sapai hilang karna mendekatkan tali persaudaraan dan kerukunan di dalam kemasyarakatan jelasnya.
Sarnata selaku Kepala Desa Leuwibalang ucapkan Alhamduliloah di minggu kedua ini kegiatan acara gotong royong telah selesai berkat kerjasama masyarakat dan di ketuai oleh tokoh masyarakat yang langsung terjun turun ke lokasi,giat gotong royong yang panjangnya seluas 4 kg meter ini alham dulilah sudah selesai dalam jangka dua kali tindakan giat gotong royong ini di jadwal kan setiap hari minggu dan alhamdulilah di hari ke Minggu kedua ini saya dan masyarakat di dua kampung bisa menyelesaikan kegiatan gotong royong babat rumput pinggir jalan poros desa lewibalwng.jelasnya.

Salah satu tokoh masyarakat yang enggan di sebutkan namanya mengutarakan kekesalan nya ke awak media terhadap pemerintahan kabupaten maupun provinsi dan pusat yang sudah di kasih amanah dan kepercayaan oleh masyarakat, dan kepercayaan masyarakat desa Leuwiliang ini dari jaman dahulu sehingga sekarang dan saya pun sudah punya buyut ini jalan belum pernah tersentuh oleh yang namanya bangunan layaknya seperti di desa desa lain itu apakah ini yang di sebut korban politik dan apakah yang tidak pro politik akan selalu di asingkan dan di alihkan, apa yang saya sebut di alihkan bukti dan nyata bahwa jalan ini adalah jalan pros kabupaten kalau dahulu tapi dari tahun 2012 hingga saat ini itu di kembalikan oleh pemerintah daerah ke poros desa yang anggaran nya pun minim dan banyak pangkasan tidak seutuhnya anggaran desa tersebut 100℅ jatuh ke kas desa itu tidak yang keterima oleh desa sekitaran kalau untuk alokasi pekerjaan fisik paling di perkirakan 50℅ persen dari anggaran yang di tetapkan pungkas nya.
(Yusril Mahendra)
.